Sepatu di Atas Jidat

Islam di Jepang Ramadhan Seri Kehidupan di Jepang Tausyiah

Ini adalah kisahku. Kisah tentang kesombonganku. Semua kebanggaan yang membuatku merasa mampu atas diriku. Dan merasa bersih atas apa-apa yang sudah kulakukan. Dan ramadhan kali ini, kau injak jidatku dengan sepatuMU sebagai tanda rasa sayangMU kepadaku.

Aku merasa kaya. Paling tidak aku tak perlu bekerja. Setiap bulan aku mendapat jatah uang dari negaraku. Bahkan duduk pun uang itu pasti masuk dalam rekeningku. Jika sudah tanggalnya masuk ke rekening ku,, pasti masuk. Dengan uang itu aku bisa melakukan hal-hal yang aku mau. Mau beli ini atau itu, terserah aku. Terima kasih Ramadhan, kini kau kuras rekeningku. Membayar bill listrik, gas, rumah dan air pun kini aku tak mampu. Jangan untuk anak istriku, biaya untuk mengirim jurnal artikel pun kini tak cukup bagiku. Kau sadarkan aku, bahwa uang itu bukan masuk dengan sendirinya. Kau sadarkan aku, bahwa jika DIA mau, aku tidak akan tahu kemana uangku akan melaju. Dan tinggalah angka NOL satu di buku tabungan itu. Terima kasih ramadhan, kau ingatkan aku siapa sesungguhnya Sang Pemberi rizqi itu. Kini aku merasa, ayat yang selama ini kuhafal, menjadi begitu bermakna dalam hidupku. Kini disaat titik nadhir dalam buku kas keuanganku, kau berikan aku iman dan tawakal. Iman dan dan tawakal yang baru, bahwa DIA akan selalu bersamaku dan DIA pasti akan mencukupi semua kebutuhanku.

Aku adalah orang pintar. Makanya aku bisa sekolah di Jepang. Dengan kepintaranku, aku pasti bisa mengutak-atik experiment dan membuatnya menjadi sebuah artikel keren. Dan dengan itu, kiranya tak sulit bagiku untuk pulang sambil membawa gelar title tertinggi itu. Aku ingat betul pesan kawanku, jika sensei sudah tak suka padaku, maka tamat riwayatku. Dan segala rupa kulakukan agar sensei suka padaku. Siang dan malam, kupersembahkan waktu demi waktu agar ia puas dengan kinerjaku. Dengan pembungkus kata “profesionalitas” kurelakan waktu luangku yang seharusnya untuk bermain dengan anak istriku. Pengingat azan di laptopku mencoba memanggil-manggil diriku. Ah, sebentar lagi kupikir, mumpung ad aide dikepalaku. Terima kasih ramadhan. Kini kau tunjukan padaku bahwa aku adalah segoblok-goblok makhluq. Kau berikan aku kegagalan demi kegagalan. Kau tunjukkan bahwa profesor yang selama ini kau sanjung, bukan semakin lembut padaku. Kau juga tunjukkan bahwa waktu yang selam ini kau korbankan demi dia juga tak berbekas dan berbalas untukmu. Terima kasih ramadhan. Kini aku menjadi tahu, bahwa kepintaranku adalah kebodohanku. Kau ingatkan aku bahwa ilmu bersumber dari Yang Maha Tahu. Kau tunjukan padaku bahwa sukses bukanlah pada gelar atau banyaknya jurnal, tapi pada perasaan faqir ilmu, malu terhadap pertanggung jawaban atas karunia ilmu dari MU. Terima kasih Ramadan, kau buat hati ini menjadi lebih tenang. Nasibku bukan lagi kuserahkan pada sang professor itu. Tapi pada RABB penunjuk jalan dan pemberi ilmu.

Aku Kuat. Bahkan menjelang ramadhan pun aku tak khawatir. Ah, puasa atau ngaji 2 juz atau QL..itu kan biasa bagiku. Kesombongan demi kesombongan pun menyelimuti hatiku. Dan pembenaran demi pembenaran akan perbuatanku semakin mengokohkan kesombonganku..Terima kasih ramadan,,Dan akhirnya KAU tampar aku.. Layaknya seorang prajurit yang berkhianat, KAU taruh sepatu MU diatas jidatku. Dan akupun kin tersungkur dalam sujudku..KAU cabut kekuatanku. Bahkan berdiri diatas kakiku pun aku tak mampu. Aku kau sungkurkan..terbaring diatas ranjang dan KAU buat tak berdaya. Puasa yang awalnya kupikir itu mudah, KAU buat aku luluh, layu dan kelu. Terima kasih ramadan, kau berikan aku 2 hari gratis puasa agar aku sadar betapa mahalnya bolong puasa. Tak terbayang bagiku kau bolongkan 30 hariku, terbaring dirumah sakit. Aku tak mau dan aku tak rela..Tolong jangan kau tinggalkan aku seperti itu..cukup 2 hari saja aku berpisah denganmu. Terima kasih Ramadan, kalau tak kau tarus sepatu diatas jidatku seperti itu, entah apakah aku akan kembali padamu. Terima kasih Ramadan, kali ini kau begitu sayang padaku.

Photo by Luke,Ma

Leave a Reply

Your email address will not be published.