Menggapai Lailatul Qadr

Uncategorized

Oleh Redaksi

Lailatul Qadr malam yang luar biasa, kebaikan pada malam itu melimpah, malam maghfirah,pembebasan dari siksa neraka, malam dimana amalan dilipatgandakan, doa dikabulkan, dan derajat ditinggikan.

Lailatul Qadr, malam penuh berkah, malam diturunkan alquran, nasib hamba diputuskan untuk setahun ke depan (addukhan 3-4)

Mengapa dinamakan Lailatul Qadr, sedikitnya ada lima sebab:
1. Dari Al qadr yang berarti nilai, dinamakan demikian karena ia bernilai tinggi ( dosa dosa diampuni, amalan dilipat gandakan)
2. Dari Al qadar yang berarti sempit, dinamakan demikian karena bumi menjadi sempit dengan banyaknya malaikat yang turun ke bumi.
3. Dari Al Qadr yang berarti ketentuan atau keputusan, dinamakan demikian karena pada malam itu ditentukan nasib hamba untuk setahun ke depan.
4. Seorang yang tak punya nilai bisa memiliki nilai yang tinggi dengan menghidupkan malam itu.
5. Karena pada malam itu turun Kitab yang sangat berharga, rahmat Allah yang luar biasa nilainya dan para malaikat yang memiliki kedudukan yang tinggi.

Keutamaan Lailatul Qadr:
1. Lebih baik dari seribu bulan, amalan pada malam itu lebih baik dari amalan serupa dalam waktu seribu bulan.
2. Ada kedamain sampai terbit fajar, para syetan tak berkutik, penuh dengan kebaikan dan keberkahan.
3. Malaikat Jibril dan para malaikat yang lain turun ke bumi.
4. Ampunan kesalahan dan dosa masa lalu, jika menghidupkannya dengan iman ( percaya akan nilai amalan pada malam itu) dan ihtisab ( hanya mengharap ridha dan balasan dari Allah SWT)

Bagaimana menggapai Lailatul Qadr?
Rasulullah SAW bersabda:
Cari ia di sepuluh malam terakhir ( ramadhan). H.R. Bukhary.
Dari hadits ini bisa disimpulkan bahwa cara yang paling mudah untuk menggapai lailatul qadr yaitu dengan menongkronginya (I’tikaf) di mesjid pada waktu tersebut.
Pilihan selanjutnya, menghidupkan malam malam ganjil di sepuluh malam terakhir sebagaimana tercantum dalam beberapa hadits dengan matan yang berbeda beda ( 21,23,24,25,27,29) dari riwayat para sahabat seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Saeed Alkhudhry, Ubadah bin As shamit RA, dll.
Pilihan terarkhir adalah malam duapuluh tujuh ( matan hadits khusus menyebut malam 27) sebagaimana riwayat dari Ibnu Umar RA ( HR Ahmad) dan Mu’awiyah RA (HR Abu Dawud):
Lailatul Qadr malam 27 .
Ubay bin Ka’ab bahkan rela bersumpah bahwasanya lailatul qadr malam 27, begitupun dengan Ibnu Abbas RA.

Amalan yang dianjurkan

Dianjurkan memperbanyak doa khususnya doa yang diriwayatkan oleh Aisyah ra .
Aisyah bertanya kepada rasululllah, jika saya melihat lailatul qadr apa yang saya ucapkan? Rasulullah SAW menjawab; perbamyak doa
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Ya Allah Engkau Maha Pengampun, suka mengampuni maka ampunilah aku.

Namun secara umum dianjurkan untuk melebihkan kuantitas dan kualitas amalan pada 10 malam terakhir, hal tersebut yang dimaksud dengan “carilah” dari hadits ” carilah ia ( lailatul qadr) pada 10 malam terakhir” bukan sekedar menunggu malam malam ganjil atau bahkan hanya menunggu malam dua tujuh.

Wallaahu a’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published.