PENGALAMAN RAMADHANKU DI NEGERI SAKURA

Ramadhan

Panggilan diwajibkannya berpuasa dalam QS. 2: 183 ditujukan kepada orang-orang yang memiliki keimanan setingkat apapun keimanannya di manapun mereka berpijak termasuk yang berada di negeri sakura ini. Karena kami pahami, ini adalah panggilan dari Allah yang pada-Nya-lah kelak kita akan kembali maka kami pun dengan sadar dan patuh harus menghidupkan Ramadhan sebagai bukti ketaatan seorang hamba kepada Sang Pencipta ini baik dalam keadaan ringan maupun berat.

Ini tahun ke 6 saya berada di negri matahari ini, banyak pengalaman Ramadhan yang dirasakan baik dari saya sendiri maupun muslim yang lainnya yang kita sering berbagi cerita bila berjumpa. Yang kalau boleh kami simpulkan bahwa Ramadhan di negeri sendiri itu tentunya lebih enak dibandingkan disini.

Selama kurang lebih 16 jam kami berpuasa dari pukul. 03.00 sampai dengan pukul 19.00, lebih panjang dibandingkan Indonesia. Ditambah Ramadhan itu hadir ketika di Jepang masuk musim panas yang suhunya bisa menembus diatas 40 derajat Celcius, panas sekali yang panasnya itu membuat kulit menjadi kering dan gatal, bukti itu bisa kita lihat dari ayat-ayat kauniyah Allah bahwa hewan-hewan yang hidup di bawah permukaan tanah saking panasnya seperti cacing dl.,l mereka keluar dari tanah dan kemudian tak lama mereka mati dalam kondisi tubuhnya yang mengering. Bahkan saya menyaksikan dari permukaan tanah atau jalan terlihat keluar asap atau menguap, masyaAllah.

Di saat bekerja di siang haripun semakin terasa berat… ya terasa berat bagi saya sebagai pekerja pabrik dikarenakan bentuk pekerjaannya yang selalu bergerak selama 8 – 10 jam di tambah suhu udara yang sangat panas, sungguh sebuah perjuangan. Setiap pagi ketika awal mau mulai pekerjaan, leader saya sering meminta saya untuk tidak berpuasa karena bagi mereka hal itu sangat membahayakan. Sebelum bekerja selalu ada meeting, dan salah satu point yang selalu disampaikan untuk banyak minum. Dan Alhamdulillah dengan izinNya saya tetap mampu berpuasa, yang lucunya kalau leader sedang memantau saya sedang bekerja, mau tidak mau saya tidak boleh terlihat lemas harus tetap segar karena kalau terlihat lemas, leader saya selalu menginstruksikan untuk saya minum. Ya saya harus terus berpuasa dan tetap bugar walaupun sejujurnya sudah tidak kuat lagi, tapi dengan memahami dan meyakini akan firman Allah Swt bahwa “ Dan puasamu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” ( QS.2:184 ), dikuatkan lagi dengan cara mengingat akan muslim lainnya yang mereka tetap berpuasa padahal pekerjaan mereka dibandingkan dengan saya lebih berat ya sangat berat kalau mereka bilang kerja Romusha, baju kerja dari berwarna putih bersih berubah menjadi coklat karatan, tetapi mereka tetap berpuasa, salut dan kagum untuk mereka oleh karena itu saya tidak pantas, malu kalau saya tidak kuat berpuasa sebab baju kerja saya tidak mengalami perubahan warna.. hehe. Semoga Allah mencatat perjuangan kami ini disisi-Nya sebagai amal sholeh, aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.

Ada hal yang sangat dirindukan ketika Ramadhan itu berlangsung yakni shalat fardhu berjamaah di masjid setiap waktu, masyaAllah… masjid masjid dan masjid. Bagi saya shalat fardhu berjamaah di masjid setiap waktu adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Salah satu penyebabnya waktu dan jarak tempuh dari tempat tinggal atau perusahaan ke masjid. Ini yang membuat hati atau perasaan saya selalu sedih bila Ramadhan tiba. Ya, tapi saya optimis suatu hari nanti masjid-masjid itu akan banyak berdiri di sini seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan jumlah kaum muslimin terutama mulai banyaknya orang pribumi Jepang yang masuk Islam sehingga kaum muslimin semakin dekat untuk ke masjid dan memakmurkannya, dan semarak Ramadhan itu akan hadir di jepang ini, aamiin insyaAllah.

Tentunya ada beberapa momen yang paling membahagiakan bagi saya dan muslim lainnya yaitu momen ketika I’tikaf, ifthor jama’i dan Idul Fitri . Seluruh kaum muslimin dari berbagai negara berkumpul dengan membawa budaya dan makanan khas dari setiap negara mereka. Persaudaraan Islam itu sangat terasa di momen-momen itu, saya membayangkan indahnya persaudaraan islam, kesatuan ummat, keutuhan ummat di masa-masa kejayaan Islam memimpin dan mengelola dunia. Hangat, lembut, tawa canda, memuliakan saudaranya, saling mendoakan, saling menasehati, memotivasi dan kebaikan lainnya. Wajar kalau kemudian seluruh manusia  yang hidup di muka bumi apapun agama dan kepercayaannya ini menjadi nyaman dan sejahtera pada masa itu. Yaa Allah, pantaskanlah kami untuk kembali memimpin dan mengelola alam ini sebagaimana generasi-generasi sebelum kami, aamiin yaa Rabbanaa.

Inilah secuplik pengalaman Ramadhan saya di negri sakura ini, semoga kelelahan kita, keringatnya kita, perjuangan kita, seluruh kondisi yang kita rasakan dicatat bagi kita di sisi-Nya sebagai amal sholeh yang nantinya akan menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di Hari Perhitungan kelak.

Yaa Allah, Engkau Maha Mengetahui akan kondisi diri-diri kami di Negri ini, di negri yang mayoritas penduduknya bukan muslim, yang materi duniawi menjadi tujuan utama hidup mereka, maka Teguhkanlah kami, beratkanlah timbangan kami, kuatkanlah iman kami, angkatlah derajat kami, terimalah shalat kami, sujud kami, puasa kami, qiyam kami, ibadah kami, jihad kami, ampunilah kesalahan kami dan kami memohon kepada-Mu tempat yang tinggi di Syurga, Aamiin.

 

Mie, 8 Ramadhan 1438 H

Abu Farhat CYT

Leave a Reply

Your email address will not be published.