Memaknai Ramadhan 1438 H sebagai Obat Hati

Ramadhan

Ikhwah sekalian Di awal Ramadhan 1438 H ini, barangkali sudah berkali-kali kita melaluinya.
Pertanyaannya berapa kali kita “memaknai” Ramadhan yang kita alami,…pertanyaan berikutnya makna apa yang kita dapatkan tiap Ramadhan,…jika belum maka mari,…Ramadhan kali ini kita ambil makna sedalam-dalamnya sampai masuk ke jatidiri kita.

Untuk memulai memaknai Ramadhan tahun ini, mari kita dendangkan tembang yang masyhur…yang biasa kita kenal dengan judul “TOMBO ATI”,…mari sejenak kita lagukan :

“tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah njembatani”

“obat hati ada lima perkaranya
yg pertama, baca Qur’an dan maknanya
yang kedua, sholat malam dirikanlah
yg ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
yg keempat, perut harus lapar
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah
salah satunya siapa bisa menjalani
moga-moga Gusti Allah mencukupi”

Ikhwah sekalian Sudahkah kita mendendangkan ,….mari dendangkan sekali lagi…
Baik… resapi dalam hati kita lagunya perlahan.., kemudian fahami
untaian kata demi kata peristiwa atau kondisi dari obat hati yang pertama sampai ke
yang kelima adalah kondisi yang sangat mungkin terjadi dalam bulan Ramadhan…
ya, boleh jadi pencipta tembang tersebut….dalam suasana Ramadhan..

Pertama “membaca Alquran dan maknanya”, secara umum masuk Ramadhan semangat orang
berinteraksi dengan Alquran semakin meningkat, salah satunya adalah membaca Alquran.
Jika kita renungi lebih dalam, maksud “membaca Alquran dan maknanya” tidak sekedar
membaca Alquran dengan artinya atau terjemahan saja,….namun maksud dari kata “makna”
di tembang tersebut adalah…yaitu menghayati Alquran dengan mentadabburinya….
Dengan tadabbur inilah kita bisa mengambil berbagai makna dalam Ramadhan.

Kedua “sholat malam dirikanlah”, sudah lumrah kita lihat..setiap masjid ketika
masuk Ramadhan jumlah jamaah membludak,shaf-shaf penuh bahkan sampai menggelar tikar
diluar masjid…untuk melaksanakan shalat Taraweh/Qiyamul lail.
Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, tumpah ruah ikut ambil bagian dalam masjid.
Sekali lagi kita renungkan, sebelum perintah shalat wajib 5 waktu disampaikan Allah ke
Rasulullah,…shalat qiyamul lail ini hukumnya wajib, ya wajib….
Hal ini berdasar Firman Allah yang artinya: Hai orang yang berselimut (Muhammad),
Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit・(Q.S. Al-Muzammil: 1-3).
Para ahli Tafsir mengemukakan bahwa Qiyamul-Lail・(Shalat Malam) ini mula-mula wajib,
sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah Turunnya ayat ke 20 dari surat Al-Muzammil
ketetapan wajibnya di-mansukh (dihapus) dan kemudian hukumnya menjadi sunat, dan sunnahnya
sunnah mu’akad maknanya,…sunnah shalat yang utama dari shalat sunnah yang lain.

Ketiga “berkumpullah dengan orang sholeh”, kira-kira apa makna kumpul dengan orang2 shaleh??…
ya, orang2 shaleh bisa kita maknai orang yang berilmu…orang yang alim,…maksudnya di Ramadhan
banyak diadakan kajian kajian, mulai dari talim setelah subuh, kultum bada zuhur, tausyiah
menjelang buka puasa, ceramah setelah taraweh,…maka kita harus kumpul, membaur, dengan orang-
orang yang ada didalam kajian atau talim talim tersebut,….karena dalam ruang dan waktu serta
kondisi itulah, barakah mengalir ibarat mengalirnya sungai yang jernih dan segar….

Keempat “perut harus lapar”, sangat banyak makna kenapa perut harus lapar…dalam bulan Ramadhan,
namun ada satu hal yang perlu kita jadikan makna yang mendasar, yaitu dengan perut lapar…secara
fisik kita perhatikan posisi perut kita ada diantara hati dan syahwat,…dan keduanya ini sangat dekat,
artinya karena sangat dekatnya..pengaruhnya cukup terasa langsung…jadi ketika kenyang, aliran darah
akan deras. Sebagaimana riwayat sebagai berikut :

Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, Pernah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sedang beri’tikaf,
lalu aku mendatangi beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya.
Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala itu rumah Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid.
Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah shallallahu 疎laihi wa sallam,
mereka mempercepat langkah kakinya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lantas mengatakan,
Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah Shofiyah binti Huyay.・Keduanya berkata,
Subhanallah, wahai Rasulullah.・Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.・(Muttafaqun’alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).

Yang kelima, “dzikir malam perpanjanglah”…kita memaknai Dzikir dengan kata menyebut,mengingat..nama Allah swt.
Sungguh aktivitas yang sangat mudah, bisa kita lakukan kapanpun dan dimanapun kita berada…baik dalam kondisi
ramai maupun sunyi…mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Namun di Ramadhan ini, bisa kita maknai
ada waktu khusus yang menjadi penekanan untuk melakukan dzikir yaitu malam hari, dengan cara ihyaul lail yaitu
menghidupkan dzikir dimalam-malam Ramadhan yang salah satu malamnya ada yang senilai 1000 bulan..,
karena begitu besar keutamaan dzikrullah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:
Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-.・(Al Ankabut: 45).

Ikhwah sekalian dari lima Obat hati tersebut, jika salah satu saja benar benar bisa kita maknai, kita hayati,  kita lakukan dengan baik,..dengan sungguh sungguh maka tidak ada harapan lain, selain daripada kecukupan yang  Allah berikan kepada kita sebagai makhluk, sebagai hamba, sebagai manusia…yang hanya sementara saja hidup  di dunia ini,…jadi mari momentum Ramadhan 1438 H ini, benar benar kita maknai lebih baik dari Ramadhan sebelum  sebelumnya….

.Hasbunallah wani’mal-wakil, ni’mal-mawlaa wani’man-nashiir
(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung・. (QS. 3:173).

Penulis: Ibnu Asfar

Leave a Reply

Your email address will not be published.