Puasa Ramadhan Sebagai Ungkapan Syukur atas Nikmat Allah

Artikel Ramadhan

sujud-shalat-di-masjid

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya Madaarijussaalikin menyebutkan bahwa syukur adalah: “Seorang hamba menampakkan adanya nikmat Allah pada dirinya:

Melalui lisan yaitu berupa pujian kepada Allah dan pengakuan bahwa ia telah diberi nikmat oleh Allah. Melalui hati berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah.
Melalui anggota badan berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.”

Salah satu tujuan puasa Ramadhan adalah membina insan bersyukur sebagaimana tersebut di penghujung ayat 185 dari surat Al Baqarah “ agar kamu bersyukur” yang mana sebelumnya, masih di ayat yang sama, terdapat perintah berpuasa bagi siapa yang mendapati bulan Ramadhan.

Apa yang kita syukuri dari momen puasa Ramadhan?

1. Bersyukur karena karunia dipertemukan dengan musim panen kebaikan. Firman Allah: “Katakanlah wahai Muhammad!, dengan karunia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu mereka bergembira, itu lebih baik dari perbendaharaan duniawi yang mereka kumpulkan ”(Q.S Yunus 58).

Thalhah bin Ubaidillah RA menceritakan mimpinya yang “berkelas”, dimana ia antri di depan pintu surga, dan melihat dua orang bersahabat dari suku Baliy yang masuk Islam, yang pertama syahid di jalan Allah dan yang kedua meninggal biasa setahun berikutnya. Ketika penjaga surga datang, justru yang kedua dipersilahkan masuk terlebih dahulu. Para shahabat heran dan menanyakannya kepada Rasulullah, bahwa bukankah yang pertama mati syahid ? “Bukankah yang kedua mendapatkan Ramadhan dan berpuasa ? Bukankah ia shalat dan sujud selama setahun ?” kata Rasulullah menjawab keheranan shahabatnya, “Demi Allah! Jarak keduanya lebih dari jarak antara langit dan bumi” pungkas Rasulullah. (Ibnu Hibban)

2. Bersyukur karena pahala puasa yang besar. Dalam sebuah hadits : “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat . Allah swt berfirman: “Kecuali puasa karena ia murni untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Orang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanan karenaKu, baginya dua kebahagiaan yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada minyak kesturi ” (HR. Muslim).

3. Bersyukur karena amalan di bulan Ramadhan dibalas ganjaran besar. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhary). Dalam hadits lain: “ Barang siapa yang qiyam Ramadhan (taraweh) atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Annas’i). Puasa dan shalat qiyam di bulan Ramadhan berbeda timbangan dan balasan dengan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan, begitupun dengan amalan lainnya.

4. Bersyukur karena Allah memberikan ummat nabi Muhammad lima keistimewaan berkaitan dengan Ramadhan sebagaiman diriwayatkan Imam Ahmad:

  • Bau mulut orang berpuasa lebih baik dari bau minyak kesturi.
  • Malaikat beristighfar untuk orang berpuasa sampai ia berbuka.
  • Allah menghiasi surgaNya setiap hari menunggu kedatangan orang orang berpuasa.
  • Pintu pintu surga dibuka, pintu pintu neraka ditutup dan syetan syetan dibelenggu.
  • Turunnya ampunan Allah di malam terakhir Ramadhan.

5. Bersyukur karena Allah menjadikan puasa sebagai perisai dari siksa neraka. Rasulullah bersabda: “Puasa adalah perisai, orang puasa janganlah ia berkata jorok dan jangan bertingkah jahil, dan jika seorang mengajak berkelahi atau menghinanya maka hendaklah ia mengatakan: saya berpuasa” (HR. Bukhary). Puasa dengan muwashafaat tersebut yang berfungsi sebagai perisai dari siksa neraka.

6. Bersyukur karena Allah menghilangkan satu penghambat bertaqarrub kepadaNya. Rasulullah bersabda:”Jika datang Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan syetan dibelenggu” (HR Bukhary). Manusia diuji dengan dua penghambat untuk bertaqarrub kepada Rabbnya, dengan godaan syetan dan hawa nafsu.

Tentunya masih banyak karunia Allah yang berkaitan dengan Ramdhan yang perlu kita syukuri, pun dalam kondisi pandemik Covid19 yang “menghiasi” Ramadhan 1441 H, semoga dengan menghadirkan sadar syukur kita bisa maksimal beribadah kepada Allah terutama dalam menunaikan ibadah inti bulan suci Ramadhan, “faman syahida minkumussyahra falyashumh”. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita dan menjadikan kita semua hamba hambaNya yang pandai bersyukur.
Wallaahul muwaffiq.

Penulis oleh: Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published.