“Balik malam, usah cakap penat. Usah cakap letih. Usah cakap sakit. Apabila sakit senyum. Allah sedang luruhkan dosa. Lepas sakit kita lagi bertenaga. Siapakah dalam dunia yang tidak pernah rasa sakit. Jatuh. dihina. Semua termasuk Rasulullah SAW. Namun, baginda ajar kita maafkan semua orang.” Demikian satu dari beberapa nasihat dari seorang kakek di Malaysia yang dikenal masyarakat sekitarnya sukses dunia, tapi selalu sibuk dengan urusan akhirat.
Nasihat di atas berisi anjuran untuk senantiasa berada dalam kesabaran. Hal yang sedang kita latih dan perkuat melalui bulan Ramadhan. Keutamaan sabar sangatlah besar. Bahkan ada pendapat, orang yang meninggal melalui proses sakit adalah orang yang beruntung. Tapi untungnya disebabkan sabar yang dia tunjukkan, dimana Allah mengganjar dengan penghapusan dosa-dosa.
Tapi kemudian, sabar bukan berarti selalu untuk posisi defensif, ada juga sabar dalam posisi offensif dan ekspansif, yaitu ketika kita berjuang menegakkan syariat mulai dari lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan insya Allah nantinya dunia. Hendaklah dalam upaya-upaya tersebut, kita tanamkan kesabaran supaya Allah mencintai kita dan Allah memberikan kemenangan. “…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)