Hikmah Surat Ar Rahman ayat 17-18

Islam di Jepang Ramadhan Seri Kehidupan di Jepang Tausyiah

orbit

Tuhan yang melihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakan yang kamu dustakan?” (Qs. Ar Rahman (55):17-18 )

Dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa arti dari ayat tersebut adalah kedua tempat terbit matahari dimusim panas dan musim dingin. Mengingat perbedaan tempat terbit ini terdapat kemaslahatan bagi umat manusia maka Allah Ta’ala berfirman: “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Bumi berputar dalam orbitnya mengelilingi matahari dengan kemiringan 23 1/2 derajat sehingga belahan bumi utara dan selatan mengalami perubahan musim yaitu panas dan dingin secara bergantian tiap 6 bulan sekali. Bagi negara yang berada dibelahan utara maka posisi matahari saat musim dingin tidak tepat terlihat terbit dan tenggelam diarah timur dan barat namun sedikit bergeser agak ke selatan. Begitu juga bagi negara yang berada diposisi belahan bumi selatan maka saat musim dingin posisi matahari terbit dan tenggelamnya sedikit bergeser kearah utara.

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan manusia dengan adanya perubahan musim diantaranya waktu bercocok tanam lebih mudah diketahui yaitu biasanya dilakukan saat musim dingin selesai sampai akhir musim panas. Alam pun terlihat lebih indah yaitu saat musim panas bunga-bunga yang warna-warni bermekaran serta saat musim dingin dimana salju sering turun memutihkan permukaan bumi.

Bagi muslim, beribadah dalam hal ini sholat dan shaum juga jadi terpengaruh oleh adanya perubahan musim ini. Saat musim dingin maka malam lebih panjang sedang siang lebih pendek waktunya. Sebaliknya saat musim panas siang lebih panjang sedang malam lebih pendek waktunya.

Di negara Jepang perbedaan jadwal sholat bisa bergeser hingga dua jam lebih pada musim yang berlawanan misalnya waktu sholat subuh di Osaka pada puncak musim panas bulan Juni adalah jam 2.58 pagi sedang saat puncak musim dingin bulan Desember pada jam 5.36 pagi begitu juga untuk waktu sholat maghrib di bulan Juni jatuh pada jam 7.16 petang sedang saat bulan Desember pada jam 4.47 petang.

Pergeseran waktu sholat subuh dan magrib ini otomatis mempengaruhi waktu shaum Ramadhan yaitu jika jatuh waktunya pada puncak musim panas maka waktu shaum adalah sekitar 17 jam sedang saat musim dingin waktunya sekitar 12 jam saja.

Maka beribadah pada tiap musim memiliki tantangannya sendiri. Walaupun beribadah shaum pada musim dingin waktunya tidak terlalu lama namun suhu udara yang dingin menyebabkan perut cepat terasa lapar dan kulit pun mudah luka/ pecah-pecah karena kelembaban udara sangat rendah ditambah asupan cairan tubuh yang sementara tidak ada karena berpuasa.

Sebaliknya saat musim panas maka badan lebih lemah karena harus menahan lapar dan dahaga dalam waktu yang cukup lama dalam suhu udara yang panas.

Berwudhu sebelum sholat juga terasa cukup berat saat musim dingin walaupun saat wudhu menggunakan air panas namun suhu udara yang dingin sekitar 0 derajat bahkan ada negara yang bersuhu minus akan membuat badan bergemetar.

Nasihat Para Sahabat terkait beribadah di Musim Panas dan Dingin

Nasihat Umar R.A

Ibnu Sa’ad meriwayatkan dengan sanadnya bahwasanya ‘Umar radhiyallahu ‘anhu mewasiatkan kepada anaknya ‘Abdullah menjelang wafatnya, beliau berkata padanya,

يا بني عليك بخصال الإيمان قال : و ما هي ؟ قال : الصوم في شدة الحر أيام الصيف و قتل الأعداء بالسيف و الصبر على المصيبة و إسباغ الوضوء في اليوم الشاتي و تعجيل الصلاة في يوم الغيم و ترك ردغة الخبال فقال : ما ردغة الخبال ؟ قال : شرب الخمر

“Wahai anakku, wajib kalian memiliki tanda keimanan.” “Apa itu?”, anaknya bertanya. Beliau menjawab, “Berpuasa di hari yang amat terik di musim panas, memerangi musuh dengan pedang, bersabar atas musibah, menyempurnakan wudhu di hari yang amat dingin (musim dingin), menyegerakan shalat di saat mendung, dan meninggalkan ‘rodhghotul khobal’.” “Apa itu ‘rodhghotul khobal’?”, anaknya bertanya. “Rodhghotul khobal adalah meminum khomr (segala sesuatu yang memabukkan, pen)”, jawab ‘Umar.

Nasihat Abu Darda R.A tentang beribadah shaum dimusim panas

صُومُوا يَوْمًا شَدِيدًا حَرَّهُ لِحَرِّ يَوْمِالنُّشُورِ وَ صَلُّوا رَكْعَتَيْنِ فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ لِظُلْمَةِ الْقُبُورِ

“Berpuasalah pada hari yang sangat panas, untuk menghadapi hari kebangkitan, dan shalatlah dua rakaat di kegelapan malam, untuk menghadapi gelapnya kubur.”

“Kami pernah melakukan perjalanan bersama Rasulullah saw di bulan Ramadan pada hari yang sangat panas, sehingga setiap kami meletakkan tangannya di atas kepalanya.Tidak ada di antara kami yang berpuasa selain Rasulullah saw dan Abdullah bin Rawahah.” (Muttafaq alaih).

Nasihat Ibnu Mas’ud R.A, Al Hasan Al Bashri R.A dan ‘Ubaid bin ‘Umair R.Atentang beribadah di musim dingin

Ibnu Mas’udpernah mengatakan,

مرحبا بالشتاء تنزل فيه البركة و يطول فيه الليل للقيام و يقصر فيه النهار للصيام

“Selamat datang musim dingin. Kala itu turun barokah dengan malam yang begitu panjang untuk shalat malam. Sebaliknya, siang begitu singkat untuk berpuasa.”

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

نعم زمان المؤمن الشتاء ليله طويل يقومه و نهاره قصير يصومه

“Sebaik-baik waktu bagi orang mukmin adalah di musim dingin. Malamnya begitu panjang untuk shalat malam dan siangnya begitu singkat untuk puasa.”

‘Ubaid bin ‘Umair berkata,

يا أهل القرآن طال ليلكم لقراءتكم فاقرأوا و قصر النهار لصيامكم فصوموا

“Wahai ahli Qur’an, ini adalah malam yang panjang, waktu untuk kalian memperbanyak bacaan Al Qur’an, maka banyak bacalah. Saat ini siang begitu singkat untuk puasa kalian, maka berpuasalah. ”

Tidak lupa selalu berdoa meminta kepada Allah SWT agar ibadah kita disaat musim panas maupun dingin diberikan kemudahan dalam mengerjakannya.

Wallahu’alam.

rujukan hadist:
http://rumaysho.com/amalan/ibadah-di-musim-dingin-1417
http://manhajuna.com/berpuasa-di-musim-panas/

rujukan gambar:
http://www.srh.noaa.gov/abq/?n=clifeatures_wintersolstice

Photo by NASA Goddard Photo and Video

Leave a Reply

Your email address will not be published.