Keutamaan Shaum dan Tantangan Dalam Pelaksanaannya di Negeri Asing

Islam di Jepang Ramadhan Seri Kehidupan di Jepang Tausyiah

Alhamdulillaah, biidznillaah, kita disampaikan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Satu-satunya bulan yang namanya disebutkan secara eksplisit di dalam Al Quran (QS. Al-Baqoroh: 183). Bulan yang mulia karena di dalamnya terdapat Lailatul Qodr yang hanya diberikan kepada ummat Rosulullah SAW, bulan yang memotivasi kita untuk senantiasa beribadah karena setiap ibadah wajib dan sunnah mendapatkan ganjaran yang lebih besar dibandingkan pada bulan2 lainnya. Untuk semua kenikmatan tersebut, sudah sepantasnya kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur dengan meliputi hati kita dengan kegembiraan dan semangat dalam menjalankan ibadah2 di bulan ini. Dan terlebih penting pula, dengan motivasi untuk melaksanakan shaum kali ini lebih baik daripada shaum kita di tahun2 yg lalu.

Mengapa shaum? -> memudahkan untuk mengendalikan syahwat

Ummul Mu’minin ‘Aisyah ra berkata, “Bala’ pertama kali menimpa bagi umat ini sepeninggal Nabinya adalah kekenyangan, karena sesungguhnya kaum ketika kenyang perut mereka badan mereka menjadi gemuk, kemudian hati mereka melemah dan syahwat mereka bergejolak.” (Disebutkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib wat Tarhib).

Umar bin Khathab ra berkata, “Jauhilah olehmu kenyang dalam makan dan minum karena itu merusak tubuh, mendatangkan penyakit, membuat malas dari mengerjakan shalat dan kalian harus sederhana dalam makan dan minum. Karena itu lebih sesuai bagi tubuh dan lebih jauh dari melampaui batas, dan sesungguhnya Allah Ta’ala membenci pendeta yang gemuk dan sesungguhnya seseorang tidak akan rusak sehingga dia mengutamakan syahwatnya atas agamanya.”

Mengapa shaum? -> sarana tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa)

Begitu banyak hikmah shaum, namun yang paling utama shaum adalah satu bentuk ketaatan terhadap kewajiban syar’i untuk mencapai derajat taqwa sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Al Baqarah : 183)

Di samping itu, shaum juga merupakan sarana penghapus dosa dan fitnah yang akan menimpa seseorang, keluarga, harta dan tetangganya. Rasulullah saw bersabda, “Fitnah terhadap seseorang dalam keluarga, harta dan tetangga akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” (HR Bukhari).

Shiyam akan menjadi syafi’ (pembela) bagi orang berpuasa pada hari Kiamat nanti. Rasulullah saw bersabda, “Shiyam dan Al Qur’an akan memberi syafa’at kepada hamba pada hari kiamat. Shiyam berkata, ‘Ya Rabbi, hamba-Mu ini telah aku cegah dari makan, minum dan menuruti syahwatnya di siang hari. Maka berikanlah aku hak untuk memberi syafa’at (membelanya).’ Al Qur’an berkata, ‘Ya Rabbi, hamba-Mu ini telah aku cegah dari tidur di malam hari, maka berikanlah aku hak untuk memberi syafa’at (membelanya).’ Maka keduanya diizinkan memberi memberi syafa’at.” (HR Ahmad).

Tantangan Shaum di Negeri Asing -> proaktif menciptakan kondisi yg kondusif

Adalah sebuah tantangan tersendiri melaksanakan ibadah shaum di negeri dimana muslim menjadi minoritas. Mulai dari lingkungan yg kurang kondusif, jadwal aktivitas (kuliah, pekerjaan, tugas lab dll) yg tidak mendukung, dan hal2 lainnya yg seakan membuat ibadah ini terasa lebih berat daripada di tanah air (dimana muslim menjadi mayoritas). Tantangan tersebut seharusnya memacu kita untuk bersikap proaktif menciptakan kondisi yg kondusif mendukung kualitas ibadah shaum kita. Bagaimana contohnya?

  1. Sempatkan tilawah Al quran minimal 1 juz per hari di tempat yg nyaman seperti di masjid/ apartemen/ rumah. Saya pribadi kurang setuju dengan tilawah di tempat2 umum/ kendaraan -> maksudnya supaya bisa lebih meresapi dan menikmati tilawah tersebut. Tilawah bukanlah untuk mengejar target, tapi untuk mentadabburi dan merasakan kebesaran Allah SWT, wallahua’lam.
  2. Sempatkan minimal 1x dalam sepekan solat berjamaah dan buka bersama di masjid. Rasakan ukhuwah dan keceriaan sesama muslim ketika melaksanakan ifthor jama’I, dan kita akan semakin merasakan nikmatnya persaudaraan dalam Islam.
  3. Hidupkan malam2 Ramadhan dengan solat lail, jangan pernah lewatkan satu malam pun dalam bulan ini tanpa qiyamul lail.
  4. Perbanyak sedekah, terlebih lagi jika bisa berkontribusi menyediakan ta’jil/ hidangan berbuka puasa atau minimal memberikan infak ifthor jama’I.
  5. Tingkatkan interaksi dengan sesama muslim, saudara dan keluarga yg selama ini barangkali jarang berkomunikasi dengan kita.
  6. Serta hal2 lain yg dapat menciptakan kondisi yg kondusif untuk meningkatkan kualitas shaum Ramadhan kita.

Intinya, shaum Ramadhan adalah momentum yg sangat berharga dan jangan sampai terlewat begitu saja. Maka ciptakanlah kondisi yg bisa membuat kita merasa nyaman dan bersemangat untuk melaksanakan shaum sebaik2nya. Wallahua’lam.

Photo by flickrohit

Leave a Reply

Your email address will not be published.