RAMADHAN BULAN PENINGKATAN

Ramadhan

Berulang dalam berbagai kesempatan, terlontar harap akan mendapat berkah. Saat dua orang muslim berjumpa, ada doa berharap berkah pada salam yang diucapkan. Saat menghadiri pernikahan, terucap doa berharap berkah terlimpah kepada kedua pasangan. Saat memohon bimbingan Allah di kala menentukan pilihan, terselip pula harap supaya Allah karuniakan berkah jika pilihan itu adalah yang lebih baik. Dalam bacaan qunut, tak lupa termohon berkah atas setiap pemberian Allah. Berkah, berkah, dan berkah. ‘Berkah adalah bertambahnya kebaikan dari setiap kejadian yang kita alami,’ demikian tulis Ustadz Salim A. Fillah dalam salah satu bukunya, Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim. Inilah berkah, sebentuk kasih sayang Allah kepada hambaNya yang Dia kehendaki.

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, terlantun doa berharap berkah di bulan-bulan sebelumnya. Ketika Ramadhan sudah dimulai, mengawali hari sebelum fajar, seorang muslim yang akan berpuasa didorong untuk sahur, sekalipun hanya dengan seteguk air, karena di dalam sahur itu ada berkah. Bagi orang-orang yang berpuasa ini, adalah ketaqwaan yang menjadi tujuannya. Dan manakala seseorang bertaqwa, maka baginya ada ‘jalan keluar dari segala permasalahan, dan rizki dari arah yang tak disangka-sangka’ (QS. 65:2-3). Inilah berkah, yang disiapkan untuk orang yang benar puasanya. Berkah, bertambah, meningkat.

MENINGKAT IMAN
Layaknya janji Rasulullah SAW, manakala Ramadhan datang, dibuka pintu surga lebar-lebar. Tak aneh jika langkah kaki menjadi lebih ringan diayun ke masjid, tangan menjadi lebih mudah menggapai mushhaf Qur’an untuk dibaca berlembar-lembar, atau lisan terasa lebih enteng melafalkan dzikir dan istighfar, dibandingkan dengan di bulan-bulan selainnya. Tapi adalah ketentuan Allah SWT pula, bahwa seberapapun seorang hamba berupaya mendekatkan diri padaNya, maka Dia akan mendekat lebih banyak lagi kepada hambaNya itu.

Maka di saat tubuh ditekadkan bersabar berdiri melaksanakan sholat tarawih di kala malam, ketenangan diam-diam menyusup ke dalam hati dan akal, kadang tanpa disadari. Saat Al-Fatihah dilafalkan seorang hamba dalam tiap rakaat sholat, saat itu juga Allah jawab setiap kalimatnya. Hingga jika sang hamba tiba pada ayat –Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin- seketika itu Allah jawab, ‘Inilah antara Aku dan hambaKu, dan baginya apa yang dia minta’. Bayangkan jika dialog ini terjadi tak hanya 17 kali dalam sehari, layaknya bilangan sholat wajib, namun juga ditambah belasan kali lagi, dari sholat tarawih dan sholat sunnah lain. Lalu jika sang hamba dengan tulus kemudian meminta petunjuk kepada jalan yang lurus, sebagaimana kelanjutan surat Al-Fatihah itu, apakah mungkin dia akan tersesat?

Saat tubuh sang hamba berlemah-lemah menahan lapar dan haus di teriknya siang lantaran taat dan patuh pada perintah Allah, maka puasa itu adalah langsung untuk Allah SWT. Tak ada lagi hitungan kebaikan yang khusus yang pantas diganjarkan pada hamba tersebut. Maka baginya dilipatgandakan ganjaran tiap kali beramal dibanding ganjaran amal serupa di bulan lain. Selaras dengan ganjaran itu, tak jarang dampak sebuah amal dilipatgandakan pula. Tak heran jika lantas ada begitu banyak capaian kemenangan umat Islam, justru terjadi di bulan Ramadhan, di saat kaum muslimin tengah berpuasa.

BERTAMBAH ILMU
‘Jika kalian berjalan melewati taman surga, berhentilah,’ demikian sabda Nabi SAW suatu hari pada para sahabat. Saat mereka bertanya tentang taman surga itu, jawab beliau, ‘halaqah dzikir’, yakni majelis ilmu. Di bulan Ramadhan, pintu surga dibuka lebar-lebar, maka jalan menujunya pun Allah lapangkan. Bagi mereka yang sekedar ingin duduk mendengarkan ceramah, tak terhitung banyaknya majelis ilmu selama Ramadhan. Di berbagai masjid, tak kurang dua kali sehari majelis itu dilangsungkan, sebelum tarawih dan setelah shubuh. Seakan undangan Nabi SAW untuk berkunjung ke taman surga itu tengah disebar-sebarkan, menunggu orang-orang yang sedang dibersihkan jiwanya dengan puasa itu untuk menyambutnya.

Bagi mereka yang ingin lebih mendalam mengkaji agamanya, tak jarang kajian ilmu dengan tema khusus tafsir, hadits, fiqih, maupun shirah Nabi SAW digelar di bulan Ramadhan. Terlebih dengan teknologi saat ini, halaqah tersebut terekam dengan baik, sehingga kajian di tahun-tahun yang silam pun mudah disimak kembali. Ada pula yang merasa terbata bacaan Qur’an-nya. Tapi sudah menjadi ketetapan Allah pula, bahwa Dia mudahkan Qur’an itu bagi yang berkeinginan mengambil pelajaran darinya. Maka tak sulit mencari guru yang bisa membimbing, atau kawan yang senang menyimak bacaannya.

BULAN KEBAIKAN
Inilah bulan penuh kebaikan itu. Kadang tak dapat disangka, kebaikan seperti apa yang sudah disiapkan Allah. Namun sudah jelas, bagi orang yang bertaqwa, ada ampunan tak terbatas dari Allah SWT. Lalu ada surga yang terbentang seluas langit dan bumi. Berbahagialah orang yang benar puasanya, bahagia dia di kala berbukanya, dan ada kebahagiaan lain menantinya kelak, saat dia berjumpa dengan Tuhannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.